Langsung ke konten utama

Wawancara Warcil Ridho dengan Bapak Ilham Djaya, S.H., M.Pd.: “Merokok Adalah Pintu Narkoba”




Dalam rangkaian kegiatan MOS (masa orientasi siswa) awal tahun di SD Assalaam Bandung, ada kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banceuy (Lapas Khusus Narkoba), warcil Muhammad Akbar Ridho Hilal, kelas VI-F menggunakan kesempatan itu untuk wawancara dengan Kepala Lapas, Bapak Ilham Djaya, S.H., M.Pd. Demikian petikannya:

Apa tugas Bapak sebagai kepala lapas di sini?
Mengurus seluruh hal. Jika ada sesuatu, Bapak harus turun tangan.


Apa sebenarnya yang dilakukan oleh Lapas dalam menangani para narapidana?
Kita melakukan pembinaan para napi dengan kegiatan yang sangat beragam, ada terapi sosial dan ada terapi medis. Terapi sosial meliputi kegiatan kesenian, olah raga, dan terapi komuniti. Dalam terapi seni budaya, ada dari rampak gendang, angklung, dan nasyid. Terapi olah raga ada ada voli, sepak bola, semua itu biar para napi selalu memiliki kegiatan. Dalam terapi komuniti, ada program KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) yang bertujuan agar seorang narapidana baru bisa berkomunikasi dan berhubungan dengan temannya dan tahu bagaimana kehidupan di dalam penjara, seperti harus disiplin dan melepaskan dari ketergantungan obat.

Berapa jumlah narapidana yang ada di sini?
1060 napi, sedangkan kapasitas kita hanya untuk 450 napi, jadi Lapas kita ini sangat overcapacity.


Pernah ada yang kabur gak Pak?
Alhamdulillah, selama Bapak bertugas di sini, sejak satu setengah tahun yang lalu, belum ada yang kabur, yang bekerja di sini benar-benar 24 jam.


Apa pesan Bapak untuk pembaca Percil?
Janganlah kalian coba-coba untuk merokok, karena merokok adalah pintu awal untuk memakai narkoba. Waspada terhadap narkoba, karena sangat berbahaya bagi diri kita dan orang lain.***


(Muhammad Akbar Ridho Hilal, kelas VI-F SD Assalaam, Jln. Sasakgantung No. 1-3 Bandung 40251)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al Irsyad Satya Kenalkan Wirausaha ke Siswa

Untuk melatih siswa Al Irsyad Satya, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kab. Bandung Barat, terhadap wawasan wirausaha dan daya kreasi cipta anak, maka Al Irsyad mengadakan "Hari Pasar (Market Day), Rabu (13/6). Para ssiwa berupaya mengolah makanan menjadi barang jualan kepada teman-temannya. "Setiap kelas dari SD kelas 4 hingga SMA kelas 2 memiliki stan jualan dengan menjalankan prinsip berdagang yang saling menguntungkan antara penjual dan pembeli" kata guru Al Irsyad Satya, Dendi Ruswandi. Mela, salah seorang siswa SMA kelas 1 menuturkan, "Hari Pasar" selain menyenangkan juga dapat merasakan bagaimana repotnya berjualan. "Seperti itulah barangkali yang dirasakan oleh para pebisnis dalam memasarkan produknya. Ada suka maupun dukanya," kata Mela. Acara berlangsung semarak dengan para siswa berupaya menjual barang-barang dagangannya kepada guru, karyawan, maupun siswa lainnya. Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/192203

Wawancara dengan Pak Raden: “Anak Indonesia Harus Gembira.”

Pada kesempataan shooting acara Kuas Ajaib Trans7 yang dibintangi Pak Raden, warcil ADIVA PRANAYA, siswa kelas P2-Ihsan SD Al Irsyad Satya Islamic School, berkesempatan mewawancarainya di Komunitas Hong Dago Pakar beberapa waktu lalu. Pak Raden menerima warcil Adiva dengan sangat antusias dan menjawab dengan suara dan gayanya yang khas. Demikian petikannya: Pak Raden, maaf menggangu, boleh saya wawancarai Bapak? Oh boleh, mau tanya apa? Sebetulnya siapa nama Pak Raden yang sebenarnya? Suyadi Bisa diceritakan Pak Raden itu seperti apa seh orangnya? Pak Raden itu orangnya kikir, suka marah-marah, dan sakit encok, ha ha ha… Kalau usia Pak Raden sekarang berapa? 77 tahun lebih setengah tahun. Sejak kapan Pak Raden senang melukis? Sejak Pak Raden belum bisa jalan, Pak Raden sudah bisa pegang arang sebagai pengganti kapur, waah seluruh dinding rumah, Pak Raden coret-coret. Bisa diceritakan sekolah Pak Raden sejak TK sampai yang tertinggi? Pak Raden itu lahirnya zaman pen...

Interview of Assalaam Students with Colonel Prof. DR. H. Kamarudin bin H. Kachar, the Chairman of Malaysian National Scout Organisation: "sekali pramuka, tetap pramuka, once be a scout – always be a scout…"

When The Eleventh Malaysian National Scout Jamboree was held in Desember 2006 in Ulu Bendol, Kuala Pilah, Negeri Sembilan, SD Assalaam contingent members, represented by Dion Nurfadhilah, Fabian, Febrian, Farraz, Iqbal, Fikron, Wina, Zati, and Rifka, had great opportunity to interview him.   Dion: What is your position right now, Sir? H. Kamarudin: I'm Kamarudin bin Haji Kachar, I became the Chairman of Malaysian National Scout Organization.   Iqbal: From the age of what were you active in scouting activities? H. Kamarudin: From the age of ten years, it has been so long time ago. (Answering the question, Mr. Kamarudin's sight point to the badge mention on Iqbal's jacketl), Where are you guys from? From Bandung, Indonesia?   (Mr. Haji Yacoob, The Chief of Johor State, who contributed the West Java's contingent turned his sight and answered: “They are all my children.” H. Kamarudin: Oh you seem together with your foster father, huh?(laughing out loudly) ...